KRC,KEDIRI-
Perpecahan dalam tubuh PKB berbuntut. Kemarin, Reza Ahmad Zahid, bakal calon wakil wali kota (bacawawali) yang diusung kubu Zen Fanani, menyatakan mundur. Padahal, sehari sebelumnya, Zen mendesak agar KPU tetap mengakomodasi pasangan Muh. Zaini-Reza.
Dalam jumpa pers di rumahnya, kompleks Ponpes Lirboyo, Reza mengakui bahwa konflik yang berkepanjangan di tubuh partai itu membuatnya bimbang. "Akhirnya, saya mengirimkan surat pengunduran diri (ke DPC PKB) pukul sebelas tadi (kemarin siang, Red)," ujar putra sulung KH Imam Yahya Mahrus ini. Dia juga mengirimkan surat ke KPU Kota Kediri sebagai pemberitahuan.
Namun, pengunduran diri itu bukan bermakna Reza tak berminat lagi untuk meramaikan bursa pilwali. Dia mengaku siap digandeng calon lain yang berminat. Itu berarti, peluangnya ada pada masa perbaikan bakal calon. Waktunya sampai Sabtu (23/8) lusa. "Kalau ada truk atau mobil lewat, saya akan nggandol. Itu kan lebih aman," dalihnya.
Untuk diketahui, pada masa perbaikan itu, setiap parpol pengusung memang dimungkinkan untuk mengganti calonnya jika menghendaki. Bahkan, mereka harus melakukannya jika calon yang bersangkutan dalam posisi kritis. Artinya, besar kemungkinan dinyatakan tidak lolos oleh KPU akibat tidak memenuhi salah satu syarat. Misalnya, tersandung ijazah atau tes kesehatan.
Dan, saat ini, dari sembilan pasang bakal calon, ada tiga orang yang diharuskan mengikuti tes pendalaman kesehatan. Yaitu Bambang Edianto (pasangan Rinto Harno), Sholahuddin Fathurrahman (pasangan Iwan Boedianto), dan Martanty Soenar Dewi (bacawali pasangan Ahmad Salis).
Lalu, apakah sudah ada parpol pengusung yang berniat menggandeng dirinya? Reza menggeleng. Sampai kemarin, belum ada parpol yang menawari. Termasuk PKB pimpinan Arifin Asror yang mengusung duet Iwan Boedianto-Sholahuddin Fathurrahman.
Tapi, kalaupun ditawari, Reza tidak menolaknya. Sebab, semua calon mempunyai potensi dan kelebihan masing-masing. "Peluang tetap terbuka," kata pemuda yang sebelumnya berpasangan dengan mantan Sekkota Muh. Zaini ini.
Tentang pengunduran dirinya itu, Reza mengaku belum berkomunikasi dengan Zaini. Dia merasa tak berkewajiban melakukannya karena mereka berangkat sendiri-sendiri. Meski demikian, dia memastikan bahwa Zaini memiliki perasaan yang sama. Yaitu, bimbang atas pencalonannya mengingat konflik PKB yang tak kunjung selesai. Sayang, Zaini belum bisa dikonfirmasi mengenai hal ini. Beberapa kali dihubungi melalui ponselnya tidak diangkat.
Secara terpisah, Zen Fanani mengatakan, sudah mendengar pengunduran diri Reza. Tapi, dia belum membaca suratnya. Untuk menyikapinya, tadi malam DPC menggelar rapat. Yang jelas, mereka akan mencari bacawawali baru untuk mendampingi Zaini. "Tentang figurnya masih kami rapatkan. Kami optimistis tetap bisa (mengajukan calon)," kata Zen yang sehari sebelumnya mendesak KPU agar tetap mengakomodasi Zaini-Reza dalam pencalonan.
Adapun Ketua KPU Kota Kediri Agus Rofik mengaku sudah menerima tembusan surat pengunduran diri Reza. Meski demikian, semua keputusan tetap dikembalikan kepada parpol. KPU hanya sebatas mengetahui. "Sekarang kan juga belum masuk tahap penetapan," ujarnya.
Lalu, bagaimana hasil verifikasi dari masing-masing calon? Hingga kemarin, ungkap Rofik, masih ada beberapa kandidat yang mengirimkan kelengkapan berkas pendaftarannya. Antara lain ijazah dan surat pernyataan tidak pailit dari pengadilan tata niaga.
Tentang yang lolos, baru akan diketahui pada masa penetapan, 31 Agustus hingga 4 September. Apalagi, saat ini, hasil pendalaman tes kesehatan Bambang Edianto, Martanty Soenar Dewi, dan Sholahuddin Fathurrahman juga belum keluar. "Tes kesehatan ikut menjadi pertimbangan dalam penetapan," kata Rofik. (ii)
Kamis, 21 Agustus 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar